Ketika Semua Tak Lagi Sama

“Selamat pagi peseekkkkk…!!!” ujarnya sambil tersenyum lebar.

“Kamu ngapain kesini pagi pagi….. ini kan masih jam 7!!! Aku kuliah siang dan masih ngantuk banget nihhhh….” ujar ku merengek sambil menjatuhkan badan ke sofa ruang tamu.

“Ih, anak gadis jam segini belum bangun! Seret jodoh loh!” Balasnya sambil mengusap lembut kepala ku.

“Jodoh gak kemana! Kan ada di depan aku! Ngapain sih pagi pagi kesini!” jawab ku jutek.

“Mau ketemu kamu! Emang ga boleh liat si muka bantal yang paling susah kalo dibangunin pagi?!” Godanya sambil menunjuk hidung ku.

“Enggak!!! Ngantuk mau tidur!!!” Jawab ku sambil menepis tanganya.

Seketika dia tertawa lepas.. mungkin karena puas menggoda ku yang mulai emosi jiwa menghadapi candaan nya. Dia mengambil ransel merahnya, membuka resleting lalu mengeluarkan kotak bekal dan diletakan diatas pangkuan ku.

“Sarapan dulu..” seranya sambil menutup resleting ransel.
Aku terdiam sejenak.


“Kelamaan” ujarnya sambil meraih kotak bekal yang ada di pangkuan ku.

“Nanti aku keburu telat, aku ada kuliah pagi hari ini” dia kembali bergumam sambil membuka kotak bekal.

“Aku yang masak loh!” katanya lagi dengan penuh semangat.

“Bo’ong! Paling mama! Ngaku deh..” jawab ku tak percaya.

“Dih tanya aja mama kalau gak percaya” jawabnya singkat. Tangan nya mulai bergerak menyuapi ku perlahan.

“Hmm… enakkkk!!!” reaksi ku kaget.

“Kalau enak habisin ya” jawabnya sambil terus menyuapi ku.

“Jadi kamu kesini mau ngapain sebenernya?”tanyaku sambil mengunyah mie goreng plus telur yang katanya hasil masakkannya sendiri.

“Gak ada.. aku cuma mau ketemu kamu aja sebelum kuliah nanti. Mau mastiin kamu udah bangun dan udah sarapan. Maaf ya jadi bangunin kamu pagi pagi” ujarnya sambil menatap ku dalam.

“Ih.. apa sik kamu lebay banget…” kataku sambil mencubiti perutnya.
Tanpa terasa satu kotak bekal mie sudah habis ku lahap dan dia pun bersiap untuk berangkat.

“Aku berangkat kuliah dulu ya.” Katanya pamit sambil mengusap kepala ku.

“Makasih ya.. maaf aku tadi ngomel ngomel.” kata ku sambil memegang tangannya.

“Iya, jangan susah bangun pagi lagi ya.. Aku aja rela bangun lebih pagi buat ketemu kamu..” katanya sambil melangkah keluar dari ruang tamu.

“Loh?? Kamu naik motor??? Tumben…”

“Iya peseekkk… biar cepet sampe kampusnya! Kan aku mau ketemu kamu dulu.” Katanya sambil menaiki motornya

“Hati hati ya..Terimakasih..” kata ku sambil melambaikan tangan

Bisa dibilang hampir selama empat tahun terkahir dia lah yang membangunkan ku setiap pagi dengan berbagai cara. Semua dilakukannya supaya aku enggak telat ke kampus, enggak telat sarapan dan enggak telat dalam berbagai hal!

Aku kembali menuju kamar. Menjatuhkan badan ke atas kasur dan kembali terlelap…..

***

“Vi… bangun vi…. bangun… udah siang… katanya kamu kelas pagi hari ini?” Samar samar aku mendengar suara yang tak asing ditelinga membangunkan ku.

“Ah, jam berapa sekarang?” tanya ku setengah sadar.

“Jam 7.. ayo nanti telat!” jawabnya cepat.

“Hah? jam 7? bukannya jam 7 tadi Rama udah kesini?” jawab ku sambil meraih telpon gengam di meja samping kasur.

“Vi…. sudah vi… ikhlas kan.. biarkan dia tenang di samping sang pencipta.. jangan siksa diri kamu terus menerus..” ujarnya lembut sambil memeluk tubuh ku

“Apa sih Kaaaak….” jawab ku sambil melepas pelukannya.

“Kenapa Rama enggak telp aku Kak…?? Kenapa Rama enggak bangungin aku Kak…??” suara ku mulai parau.

“Sudahlah Vi… Semua tak lagi sama…”

Leave a comment